SOTO LAMONGAN DI KOTA ASALNYA, UENAK POL!
Mungkin Anda sudah sering makan soto Lamongan, tapi bukan di kota asalnya. Wajar memang, saat ini di kota-kota besar, mencari penjual soto Lamongan tidaklah sulit. Namun jika Anda benar-benar ingin soto Lamongan yang asli Lamongan, sudah saatnya Anda datang kota asalnya.Tentu, sebelum menikmati semangkuk soto Lamongan, kita harus mencari dulu tempat penjualnya. Ada dua jurus ampuh untuk tahu tempat makan paling enak di suatu daerah. Pertama, dengan bertanya ke orang-orang di daerah tersebut. Kedua, mencari tempat makan yang paling ramai. Jika Anda mencoba kedua “jurus” tersebut untuk mencari soto di Lamongan, bisa jadi Anda akan dibawa menuju ke Depot Asih Jaya.
Terletak di pinggir Jalan Raya Lamongan – Surabaya, membuat depot yang dikelola oleh H. Sofwan Hadi Sulistyo ini sangat mudah ditemukan. Saat memasuki depot, Anda bisa melihat tempat makan yang cukup mewah, lengkap dengan gerobak sotonya. Mengingat depot ini sangat ramai, ada seratusan kursi yang disediakan bagi pembeli, jadi jangan takut tidak kebagian tempat duduk.
Ada dua menu soto di depot yang buka pukul 06.00-23.00 ini, yakni soto ayam kampung biasa (nasi campur atau pisah) dan soto ayam kampung spesial (nasi campur atau pisah). Tak perlu bingung memilih yang mana, karena yang membedakan hanya tambahan isian jeroan untuk menu soto ayam kampung spesial. Sementara istilah ”nasi campur” berarti nasinya dicampurkan ke dalam mangkuk soto, sedangkan kalau “pisah” berarti nasinya dipisah dalam mangkuk sendiri.
Jika Anda terbiasa makan soto medan atau soto betawi yang mengunakan santan, Anda akan mendapati soto yang berbeda di depot ini. Meski sedikit keruh, soto Lamongan tidak mengunakan santan. Di Depot Asih Jaya ini warna keruhnya didapat dari bandeng dan udang yang dicampurkan dalam rebusan ayam. Seperti halnya soto jawa timuran lainnya, soto Lamongan merupakan soto yang berminyak.
Dalam satu mangkuk soto ayam kampung biasa dengan nasi dicampur, Anda akan dibuat kenyang dengan porsi wajar. Soto ayam di sini memang mengunakan ayam kampung. Alasannya ayam kampung memiliki rasa lebih gurih daripada ayam jenis lainnya. Selain nasi dan suwiran ayam, dalam kuah kuning keruh soto ini, Anda akan menemukan suun, irisan daun seledri, dan telur rebus yang sudah dipotong-potong.
Sebelum dimakan, jangan lupa untuk menambahkan koya yang disediakan dalam stoples di meja. Koya yang berupa serbuk berwarna putih kecoklatan ini berasal dari kerupuk udang yang ditumbuk bersama ebi dan bawang goreng. Bisa dibayangkan bukan gurihnya? Koya ini tidak akan Anda temui di hampir semua soto selain soto Lamongan.
Untuk minumnya, di depot yang dirintis oleh H. Ali Mahfudz (mertua H. Sowan) ini Anda dapat memesan jus aneka buah mulai dari buah jeruk, mangga, alpokat dan sebagainya. Sementara agar tidak bosan, Anda bisa menonton TV di layar LCD ukuran besar yang disediakan, atau Anda bisa nunut salat, karena dalam depot ini juga ada musala. Di depot ini satu porsi soto ayam sedikit lebih mahal memang jika dibandingkan dengan soto Lamongan lainnya.
Jika Anda ingin soto lebih murah, tentu ada. Anda bisa datang ke warung soto Cak Mardi. Meski lebih murah tapi jangan salah, untuk urusan rasa, soto di warung ini tidak kalah enaknya.
Jangan berharap di warung yang buka setiap hari sekitar pukul 06.00 dan tutup sekitar pukul 17.00 ini Anda bisa menonton TV, karena warung Cak Mardi ini cukup sederhana, di tempat yang terbuka dengan tiang tarup beratapkan terpal saja. Fasilitasnya hanya tempat duduk dan meja. Namun selain duduk di kursi, Anda juga bisa makan sambil lesehan di bawah pohon mangga besar. Asik bukan?
Untuk sotonya, meski tidak sekeruh soto di Depot Asih Jaya, soto di warung ini tidak kalah gurih dan segar. Isiannya juga tidak jauh berbeda, hanya saja koyanya sudah tercampur saat soto dihidangkan. Mungkin yang spesial di soto Cak Mardi, Anda bisa meminta tambahan ceker (Rp 1.000 per buah) dan sayap ayam (2.000 per buah). Harga sotonya juga cukup murah, hanya Rp 5.000 saja semangkuknya.
Meski soto di Depot Asih Jaya dan soto Cak Mardi memiliki kelebihan sendiri-sendiri, keduanya dijamin sama-sama uenak. Jika di ibaratkan naik kendaraan umum, makan soto di Depot Asih Jaya ibarat naik taksi. Harganya sedikit mahal namun Anda bisa makan soto dengan nyaman dengan fasilitas yang ada. Sendangkan makan soto di warung Cak Mardi ibarat naik angkutan umum. Lebih murah, namun jika Anda datang telat di jam-jam makan siang, dijamin Anda tidak akan kebagian tempat duduk.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar